Model Reciprocal Teaching
Model Reciprocal Teaching
Menurut Foster dan Rotolongi 2005 (http://projects.coe.uga.edu/epltt/reciprocal), reciprocal teaching adalah metode pembelajaran kooperatif dengan model diskusi dan memberikan kesempatan proses berfikir siswa dengan saling bertukar pengalaman belajar. Menurut Nur dan Wikamdari 2000 dalam man2barabai.blogspot.com, reciprocal teaching adalah satu pendekatan terhadap pengajaran siswa akan strategi-strategi belajar. Menurut Arends (Khabibah, 2000) reciprocal teaching adalah suatu prosedur pengajaran atau pendekatan yang dirancang untuk mengajarkan kepada siswa tentang strategi pemahaman mandiri serta untuk membantu siswa memahami bacaan dengan baik.
Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa reciprocal teaching adalah suatu prosedur pengajaran yang dirancang untuk mengajarkan kepada siswa tentang strategi pemahaman mandiri yang berbentuk diskusi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa yang memberikan kesempatan berfikir dan saling bertukar pengalaman belajar yang berdasarkan prinsip-prinsip pengajuan pertanyaan melalui pengajaran langsung dan pemodelan oleh guru untuk memperbaiki kinerja membaca siswa dalam memahami bacaan. Model reciprocal teaching menempatkan siswa (peserta didik) sebagai subyek belajar yang memiliki pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang berbeda-beda (Fosi, 2006).
Pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh guru maupun peserta didik (siswa) merupakan pengalamam yang satu sama lain saling melengkapi. Dengan demikian ada proses saring (bertukar pikiran) yang member kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk saling berinteraksi dekat hubungan personalnya dan saling bekerja sama. (Fosi, 2006).
Menurut Cole (1990) pada model reciprocal teaching, siswa diajarkan empat srategi pemahaman mandiri yaitu merangkum, mengajukan pertanyaan dan penyelesaiannya, mengklarisifikasi atau menjelakan serta memprediksi bahan ajar. Rincian dari empat strategi pemahaman mandiri tersebut sebagai berikut :
1. Merangkum (summarizing). Pada strategi pemahaman ini siswa diberikan kesempatan untuk mengidentifikasi dan membuat ikhtisar tentang informasi-informasi penting dari suatu bahan ajar yang telah dibaca. Bahan ajar tersebut dapat diringkas oleh siswa dalam bentuk kalimat-kalimat maupun paragraf-paragraf yang dibuat sendiri.
2. Mengajukan pertanyaan (question generating). Pada strategi pemahaman ini siswa memikirkan pertanyaan penting yang dapat ditanyakan dari apa yang dibaca dan meyakinkan dapat menjawab pertanyaan tersebut.
3. Mengklarifikasi (clarfying). Pada strategi pemahaman ini siswa, mencatat apabila ada hal-hal yang kurang jelas atau tidak masuk akal dari bagian bacaan dan selanjutnya memeriksa apakah kita berhasil membuatnya masuk akal.
4. Memprediksi (predicting). strategi pemahaman ini terjadi ketika para siswa memprediksi (menduga) apa yang akan mungkin dibahas oleh penulis pada bagian tulisan selanjutnya.
Untuk melaksanakan strategi ini, guru dan siswa membaca bahan ajar tertentu yang ditugaskan dalam kelompok-kelompok kecil dan guru mendemonstrasikan empat keterampilan, merangkum bacaan tersebut, mengajukan satu atau dua pertanyaan, menjelaskan atau mengklarifikasi point-point sulit dan memperkirahkan apa yang terdapat pada tulisan berikutnya. Selanjutnya selama proses belajar mengajar berlangsung, siswa mengambil giliran melaksanakan peran guru dan bertindak sebagai pemimpin diskusi untuk kelompok tersebut. Sementara guru memberikan dukungan, umpan balik, rangsangan ketika siswa mempelajari kempat strategi pemahaaman mandiri tersebut dan membantu mereka saling mengajar satu sama lain. Nur dan Wikandari 2000 (Haris, 2008).
Menurut Nur dan Wikandiri 2000 (Haris, 2008) prosedur model reciprocal teaching (pengajaran terbalik) adalah sebagai berikut :
1. Disediakan teks bacaan sesuai materi yang hendak diselesaikan.
2. Dijelaskan pada segmen pertama guru bertindak sebagai guru (model).
3. Siswa diminta membaca dalam hati bagian teks yang ditetapkan.
4. Jika siswa telah menyelesaikan bagian pertama, dilakukan pemodelan sebagai berikut: (a)pertanyaan yang akan ditanyakan oleh guru, (b) memberi kesempatan siswa menjawab pertanyaan tersebut, (c) merangkum pokok pikiran yang terdapat pada paragraph atau subbab, (d) memberikan kesempatan siswa untuk memprediksi hal yang mungkin dibahas paragrap selanjutnya, (e) memberikan kesempatan siswa mengajukan komentar.
5. Siswa diminta untuk memberikan komentar mengenai pengajaran yang baru berlangsung dan mengenai bacaan.
6. Segmen berikutnya dilanjutkan dengan bagian bacaan/paragraph berikutnya, dan dipilih satu siswa yang akan berperan sebagai “guru siswa”.
7. Siswa dilatih/diarahkan berperan sebagai “guru siswa” sepanjang kegiatan.
8. Pada hari-hari berikutnya, perlahan-lahan guru mengurangi peran dalam dialog , sehingga “guru siswa” kelas dan siswa lain berinisiatif menangani kegiatan itu dan peran guru akan berlanjut sebagai moderator, menjaga siswa agar tetap berada dalam jalur dan membantu mereka mengatasi kesulitan.
Model reciprocal teaching menuntut siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar di kelas. Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar terlibat juga :
a) Siswa bertanya kepada guru atau teman tentang mata pelajaran saat itu
b) Siswa mengajukan pertanyaan
c) Siswa menimbulkan (menciptakan) diskusi dengan guru.
Dalam proses belajar mengajar siswa dapat menjalankan atau mengerjakan soal latihan dan membuat intisari dari pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Comments
Post a Comment