Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa


Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa
Oleh : Novian Bengkulu

Munandar (1999) mengatakan ciri-ciri kemampuan kreativitas yang berhubungan dengan kognisi dapat dilihat dari keterampilan berfikir lancar, keterampilan berfikir luwes, keterampilan berfikir orisinil,dan keterampilan menilai. Keterampilan berfikir lancar memiliki ciri-ciri: (1) mencetuskan banyak gagasan dalam menyelesaikan masalah; (2) memberikan banyak cara atau saran untul melakukan berbagai hal; (3) bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak daripada yang lain. Kemampuan berfikir luwes mempunyai ciri-ciri: (1) menghasilkan gagasan penyelesaian masalah atau jawaban suatu pertanyaan yang bervariasi; (2) dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda; (3) menyajikan suatu konsep dengan cara yang berbeda.
Kemampuan berfikir orisinil mempunyai ciri-ciri: (1) memberikan gagasan yang baru dalam menyelesaikan masalah; (2) membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur. Kemampuan keterampilan memperinci (mengelaborasi) mempunyai ciri-ciri: (1) mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain; (2) menambah atau memperinci suatu gagasan sehingga meningkatkan kualitas gagasan tersebut. Sedangkan kemampuan keterampilan mengevaluasi mempunyai ciri-ciri: (1) dapat menentukan kebenaran suatu kebenaran pertanyaan atau kebenaran suatu rencana penyelesaian masalah; (2) dapat mencetuskan gagasan-gagasan penyelesaian suatu masalah dan dapat melaksanakannya dengan benar; dan (3) mempunyai alasan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mencapai suatu keputusan.
Menurut Rothenberg dan Hausmen bahwa beberapa ahli mempunyai perbedaan pendapat mengenai kreativitas, namun terdapat persamaan diantaranya: (1) kreativitas berhubungan dengan sesuatu yang baru dan bernilai; (2) kreativitas meliputi seluruh aspek kehidupan termasuk dalam keilmuan matematik; (3) kemampuan kretivitas berbeda dengan kemampuan intelegensi, artinya walaupun intelegensinya tinggi belum tentu kreatif begitu pun sebaliknya; (4) setiap orang mempunyai potensi untuk kreatif jika memiliki sifat spontan dan terbuka.
Menurut Stenberg dan Lubart berdasarkan investment theory of creativity yang mereka kembangkan bahwa terdapat enam atribut dari kreativitas yaitu kecerdasan (intelligence), pengetahuan (knowledge), motivasi (motivation), dukungan lingkungan (an encouragement environment), ketepatan cara atau gaya berfikir (appropriate thinking style), dan ketepatan person (an appropriate personality).
Menurut Fisher (1995), kreativitas adalah kemampuan dan sikap seseorang untuk membuat produk yang baru. Sedangkan menurut Evan (1991), kreativitas adalah kemampuan untuk menemukan kaitan-kaitan yang baru, lemampuan melihat sesuatu dari sudut pandang yang baru, dan kemampuan untuk membentuk kombinasi-kombinasi dari banyak konsep yang ada pada fikiran. Kreativitas bukanlah mengadakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada, akan tetapi kretivitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru dengan cara membuat kombinasi, membuat perubahan, atau mengaplikasikan ide-ide yang ada pada wilayah yang berbeda (Harris, 1998). Dari pendapat diatas, dapat diartikan bahwa berfikir kreatif adalah aktivitas berfikir agar muncul kreativitas pada seseorang, atau berfikir untuk menghasilkan hal yang baru bagi dirinya.
LTSIN (2001) secara khusus mendefinisikan berfikir kreatif adalah “creative thinking is the process which we use when we come up with a new idea. It is the merging of ideas which have not been merged before”. LTSIN menyatakan bahwa berfikir kreatif adalah proses (bukan hasil) untuk menghasilkan ide baru dan ide itu merupakan gabungan dari ide-ide yang sebelumnya belum disatukan.
Lebih detail lagi LTSIN (2001) menyatakan bahwa ide seseorang berfikir kretif minimal mempunyai salah satu karakteristik dari: (a) ide itu belum ada sebelumnya; (b) sudah ada di tempat lain hanya saja ia tidak tahu; (c) ia menemukan proses baru untuk melakukan sesuatu; (d) ia menerapkan proses yang sudah ada pada area yang berbeda; (e) ia mengembangkan sebuah cara untuk melihat sesuatu pada perspektif yang berbeda. Dari lima karakteristik diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa berfikir kreatif dapat berupa ide baru yang belum ada sebelumnya dan dapat berupa ide baru sebagai penyempurnaan dari yang sudah ada sebelumnya.
Kepekaan berfikir kreatif dapat diukur dengan indikator-indikator yang telah ditentukan para ahli, salah satunya menurut Torrance. Menurut Torrance kemampuan berfikir kreatif terbagi menjadi tiga hal, yaitu :
  1. Fluency (kelamcaran), yaitu menghasilkan banyak ide dalam berbagai kategori/ bidang.
  2. Originality (Keaslian), yaitu memiliki ide-ide baru untuk memecahkan persoalan.
  3. elaboration (Penguraian), yaitu kemampuan memecahkan masalah secara detail.
Sedangkan Guilford menyebutkan lima indikator berfikir kreatif, yaitu:
  1. Kepekaan (problem sensitivity), adalah kemampuan mendeteksi , mengenali, dan memahami serta menanggapi suatu pernyataan, situasi, atau masalah;
  2. Kelancaran (fluency), adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan;
  3. Keluwesan (flexibility), adalah kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah;
  4. keaslian (originality), adalah kemampuan untuk mencetuskan gagsan dengan cara-cara yang asli, tidak klise, dan jarang diberikan kebanyakan orang;
  5. Elaborasi (elaboration), adalah kemampuan menambah suatu situasi atau masalah sehingga menjadi lengkap, dan merincinya secara detail, yang didalamnya terdapat berupa tabel, grafik, gambar, model dan kata-kata.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Izinkan aku kembali padamu ya Allah

Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)

Muhammadiyah dan Seni Budaya