Hakikat pembelajaran matematika


A.      Hakikat pembelajaran matematika
Baharudin dan Esa Nur Wahyuni (2007: 12) mengungkapkan bahwa belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Sedangkan  menurut Hamalik (2008: 28) bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah  suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui pelatihan atau pengalaman berinteraksi dengan lingkungan.
Menurut Sagala (2006: 9) mengajar adalah suatu proses yaitu mengatur, menggorganisasikan lingkungan disekitar anak didik melakukan proses belajar mengajar. Selain itu menurut Sudjana (dalam Djamarah dan Zain 2006:45) mengajar adalah proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada anak didik  dalam melakukan proses belajar. Hal ini juga diperkuat oleh Hamalik (2008: 58) mengajar adalah seni yang melibatkan intuisi, imajinasi, ekspresi, dan improvisasi pada proses belajar mengajar.
Beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah memberikan sesuatu dengan bimbingan dan membantu anak didik (siswa) dengan seni yang melibatkan intuisi, imajinasi, ekspresi, dan improvisasi dalam mengembangkan potensi anak didik yang dimiliki, sehingga potensi tersebut dapat berkembang secara maksimal.
Jadi proses belajar mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan belajar dan mengajar. Belajar mengacu pada apa yang dilakukan oleh siswa, sedangkan mengajar mengacu kepada apa yang dilakukan oleh guru sebagai pemimpin belajar. Pada proses belajar mengajar, siswa bukan dipandang sebagai objek tetapi dipandang sebagai subjek. Konsep matematika tidak dipandang sebagai barang jadi yang sebagai bahan informasi untuk siswa. Namun, guru diharapkan merancang pembelajaran matematika sehingga memberikan kesempatan yang seluas-luasnya pada siswa untuk berperan aktif dalam membangun konsep secara sendiri atau bersama-sama.
Sagala ( 2006: 61 ) pebelajaran adalah proses komunikasi dua arah ,mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik , sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Sejalan dengan itu menurut Tim MKPBM (2001: 9) pembelajaran adalah proses komunikasi fungsional antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir yang akan menjadi kebiasaan bagi siswa yang bersangkutan.   Menurut UUSPN no. 20 tahun 2003 (dalam Sagala 2006:62) menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
 Pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah proses komunikasi antara guru dengan siswa melalui interaksi belajar mengajar sehingga terjadi perubahan sikap dan pola pikir siswa.
Matematika itu sendiri mengandung banyak pengertian seperti yang diungkapkan oleh Soedjadi (2000:11) sebagai berikut:
1.    Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara   sistematis
2.    Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulus.
3.    Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logika dan berhubungan  dengan bilangan
4.    Matematika adalah pengetahuan tentang faktor-faktor kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk.
5.    Matematika adalah pengetahuan tentang struktur yang logis
6.    Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.
Evawati Alisah (dalam http://mellyirzal.blogspot.com/2008/12 /komunikasi- matematika.html ) matematika adalah sebuah bahasa, ini artinya matematika merupakan sebuah cara mengungkapkan atau menerangkan dengan cara tertentu. Dalam hal ini yang dipakai oleh bahasa matematika ialah dengan menggunakan simbol-simbol. Sejalan dengan itu Jujun S. Suriasumantri (dalam http://mellyirzal. blogspot.com/2008/12/komunikasi-matematika.html ) mengatakan, matematika merupakan bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat artifisial yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan padanya, tanpa itu matematika hanya merupakan kumpulan rumus-rumus yang mati. Cockroft dalam Wardhani (2008: 19)  menyatakan bahwa matematika merupakan alat komunikasi yang sangat kuat, teliti, dan tidak membingungkan. Komunikasi ide-ide, gagasan pada operasi atau pembuktian matematika banyak melibatkan kata-kata, lambang matematis, dan bilangan.
Belajar matematika pada hakikatnya adalah suatu aktivitas mental untuk memahami arti dari  struktur-struktur, hubungan-hubungan, simbol-simbol, dan manipulasikan konsep-konsep yang dihasilkaan kesituasi yang nyata ,sehingga menyebabkan perubahan. Melalui pembelajaran matematika siswa diharapkan siswa dapat menata nalarnya, membentuk kepribadiannya serta dapat menerapkan matematika dalam kehidupannya sehari-hari atau dapat digunakan sesuai dengan jenjang pendidikannya masing-masing (Soedjadi, 2000:45).
Menurut Depdiknas (dalam Yulistina: 2010) mengemukakan tujuan pembelajaran matematika adalah sebagai berikut :
1.    Matematika sebagai cara komunikasi yaitu matematika memiliki lambang-lambang, nama-nama, istilah-istilah yang dapat dijadikan unsur bahasa, yang dapat diterjemahkan suatu ungkapan bahasa Indonesia menjadi ungkapan matematika.

2.    Matematika sebagai cara berfikir nalar yaitu, berfikir nalar dikembangkan dalam matematika dengan metode deduktif dan induktif dimana berfikir nalar ini memungkinkan siswa selalu bersikap kritis terhadap suatu pernyataan.

3.    Matematika sebagai alat memecahkan masalah yaitu karena matematika memiliki model pembahasan, baik dengan gambar, diagram atau grafik, maka masalah kehidupan sehari-hari atau masalah keilmuan dapat diterjemahkan kedalam bahasa matematika, selanjutnya karena matematika memilki operasi dan prosedur maka model matematika itu dapat diolah untuk mencari pemecahan daari suaatu masalah.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika tersebut, siswa  harus balajar secara aktif untuk memaksimalkan kemampuan yang dimilkinya.

Comments

Popular posts from this blog

Izinkan aku kembali padamu ya Allah

Muhammadiyah dan Seni Budaya

Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)